Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ilmu
Administrasi Negara
Provinsi
Kalimantan Timur
Disusun Oleh:
v Andri
Wiranata
(120903037)
v Khoiriyah
Chaniago
(120903038)
Ilmu
Administrasi Negara
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas
Sumatera Utara
2012/2013
KALIMANTAN TIMUR
Kalimantan Timur :
Negara :
Indonesia.
Hari Jadi :
1 Januari 1957.
Dasar hukum :
UU No.25 Tahun 1956.
Ibu kota :
Samarinda.
Gubernur :
Awang Faroek Ishak.
Walgub :
Farid Wadjdy.
Kepadatan :
14/km2.
Suku bangsa :Jawa (29,55%),
Bugis (18,26%), Banjar (13,94%), Dayak (9,91%), Kutai(9,21%), Madura (1,24%), Tionghoa
(1,16%), dan lain-lain.
Agama :
Islam (82,3%), Kristen Protestan dan Katolik (16,4%), Hindu (0,58%), Buddha
(0,78%).
Bahasa :
Indonesia, Kutai, Dayak, Banjar.
Zona waktu : WITA.
Kota : 3
Kabupaten : 6.
Kecamatan : 122.
Desa/Kelurahan :
191/1.347.
Lagu daerah :
Indung-Indung.
Rumah tradisional : Rumah
Lamin.
Bahasa
Daerah : Bahasa
Austronesia (Tidung, Banjar, Berau, dan Kutai).
Senjata tradisional : Mandau,
Bujak, Serepang, Kelibit, Sumpit, dan Gayang.
Kalimantan Timur atau biasa disingkat
“Kaltim” adalah sebuah provinsi Indonesia di
Pulau Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan dan Sulawesi. Luas
total Kaltim adalah 245.238 km² dan populasi sebesar 3.6 juta. Kaltim merupakan wilayah
dengan kepadatan penduduk terendah keempat di nusantara.
Ibukotanya
adalah Samarinda,
Sebelum pemekaran Provinsi Kalimantan Utara, Kaltim merupakan
provinsi terluas kedua di Indonesia, dengan luas sekitar satu setengah kali Pulau Jawa
dan Madura
atau 11% dari total luas wilayah Indonesia.
A. SEJARAH KALIMANTAN TIMUR
Sebelum masuknya suku-suku dari
Sarawak dan suku-suku pendatang dari luar pulau, wilayah ini sangat jarang
pendudukny, Sebelum kedatangan Belanda terdapat beberapa kerajaan yang berada
di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu), Kesultanan
Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.
Wilayah Kalimantan Timur meliputi
Pasir, Kutai, Berau dan juga Karasikan diklaim sebagai wilayah taklukan Maharaja Suryanata, Gubernur
Majapahit di Negara Dipa (Amuntai) hingga tahun 1620 di masa Kesultanan Banjar.
Sejak tahun 1620, negeri-negeri di Kaltim menjadi daerah pengaruh Kesultanan
Makassar, sebelum adanya perjanjian Bungaya. Menurut Hikayat Banjar Sultan Makassar pernah meminjam
tanah untuk tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan
kepada Sultan.
Mustain Billah dari Banjar sewaktu
Kiai Martasura diutus ke Makassar dan mengadakan perjanjian dengan Sultan Tallo I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’
Sultan Mahmud Karaeng Pattingalloang, yang menjadi mangkubumi dan penasehat
utama bagi Sultan Muhammad Said, Raja Gowa tahun 1638-1654 dan juga mertua Sultan Hasanuddin yang akan menjadikan wilayah
Kalimantan Timur sebagai tempat berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)
sejak itulah mulai berdatanganlah etnis asal Sulawesi Selatan. Namun
berdasarkan Perjanjian Kesultanan Banjar dengan VOC pada tahun 1635, VOC
membantu Banjar mengembalikan negeri-negeri di Kaltim menjadi wilayah pengaruh
Kesultanan Banjar.
Pada abad ke-18 Raja Bugis-Wajo, La Madukelleng menawan daerah Kutai, Paser,
Pagatan dan menyerang Banjarmasin tetapi berhasil dipatahkan. Sebelumnya La Madukelleng menikah dengan Andin Anjang/Andeng Ajeng putri dari Aji
Geger bin Aji Anom Singa Maulana (Sultan Aji Muhammad Alamsyah). Ketika Sultan
wafat, istri La Maddukelleng dicalonkan menjadi Ratu Paser, namun sebagian
orang-orang Paser menolak pencalonan tersebut dan terjadi pemberontakan di
kerajaan. Untuk meredakan keadaan La Maddukelleng bersama pasukannya menyerang
dan menaklukkan Paser. Ia menjadi Raja Pasir tahun 1726–1736. Salah seorang putri La
Maddukelleng dengan Andeng Ajeng bernama Aji Putri Agung kemudian menikah
dengan Sultan Aji Muhammad Idris (Sultan Kutai XIV).
Pada tahun 1736, datanglah utusan dari Kerajaan Wajo La Dalle Arung Taa, memanggil La
Maddukelleng kembali ke Wajo. Dengan kekuatan bersenjata yang baru dibeli dari
Inggris, La Madukkeleng bersama Sultan Aji Muhammad Idris dan pasukan (Kerajaan
Kutai), pasukan Kerajaan Pagatan, dan beberapa tambahan pasukan kerajaan Johor,
berangkat ke Sulawesi untuk bergabung dengan Kerajaan Gowa, Kerajaan Tallo, dan
Kerajaan Wajo, untuk menghadapi Kerajaan Bone dan VOC yang bersekutu dengan Ternate,
Tidore, Bacan, Butung, Bugis (Bone), Soppeng, Luwu, Turatea, Layo, Bajing,
Bima.
Pada tahun 1765, VOC berjanji membantu Sultan Banjar Tamjidullah I yang pro VOC Belanda untuk
memasukan negeri-negeri di Kaltim ke dalam pengaruh negara Banjar. Sejak 13 Agustus 1787, Sunan Nata Alam dari Banjar menyerahkan
negeri-negeri di Kalimantan Timur mejadi milik perusahaan VOC Belanda dan
Kesultanan Banjar sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah
protektorat VOC Belanda.
Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur,
Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan
(termasuk Banjarmasin) kepada Hindia-Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam al-Watsiq Billah dari
Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada
pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1846, Belanda mulai
menempatkan Asisten Residen di Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang
provinsi Kalimantan Timur dan bagian timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von
Dewall. Kaltim merupakan bagian dari Hindia Belanda. Kaltim 1800-1850. Dalam
tahun 1879, Kaltim dan Tawau merupakan Ooster Afdeeling van Borneo bagian dari
Residentie Zuider en Oosterafdeeling van Borneo. Dalam tahun 1900, Kaltim
merupakan zelfbesturen (wilayah dependensi) Dalam tahun 1902, Kaltim merupakan
Afdeeling Koetei en Noord-oost Kust van Borneo. Tahun 1942 Kaltim merupakan
Afdeeling Samarinda dan Afdeeling Boeloengan en Beraoe. Provinsi Borneo saat
masa awal kemerdekaan, tahun 1945.
Provinsi Kalimantan Timur selain
sebagai kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis.
Kalimantan Timur sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956 dengan gubernurnya yang pertama
adalah APT
Pranoto.
Sebelumnya Kalimantan Timur
merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan. Sesuai dengan aspirasi rakyat,
sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat. Pada tahun 2012, kembali terjadi
pemekaran wilayah yang ditandai dengan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara.
B. Pembentukan Provinsi Kalimantan
Timur
Daerah-daerah Tingkat II di dalam
wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat
II di Kalimantan (Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).
Lembaran Negara No.72 Tahun 1959 terdiri atas:
- Pembentukan 2 kotamadya, yaitu:
- Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
- Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan pintu gerbang Kalimantan Timur.
- Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:
- Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong
- Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
- Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.
- Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.
C. Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47
tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 20 tahun 1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan. Dalam Perkembangan lebih lanjut
sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi
Daerah,
maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu:
- Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar
- Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta
- Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau
- Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan
- Kota Tarakan (peningkatan kota administratif Tarakan menjadi kotamadya)
- Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)
Berdasarkan pada Peraturan
Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir mengalami pemekaran dan
pemekarannya bernama Kabupaten Penajam
Paser Utara.
Pada tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai kabupaten baru di
Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan kabupaten/kota di Kalimantan Timur
menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir berubah menjadi Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.
Pada tanggal 25 Oktober 2012, DPR RI
mengesahkan pembentukan Provinsi Kalimantan Utara yang merupakan pemekaran dari
Kalimantan Timur. Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana
Tidung,
dan Kota Tarakan menjadi wilayah provinsi baru
tersebut, sehingga jumlah kabupaten dan kota di Kalimantan Timur berkurang
menjadi 9 wilayah.
D. Geografi Kalimantan
Timur
Kalimantan timur berbatasan langsung dengan Laut Sulawesi dan Selat Makassar di timur. Di sebelah barat, utara
dan selatan, Kaltim berbatasan langsung dengan Malaysia, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Titik tertinggi di Kaltim adalah Liangpran dengan ketinggian mencapai 2.240
meter dari permukaan laut.
1. Iklim
Citra
satelit Kaltim ketika musim kemarau.
Iklim di Kaltim adalah iklim tropis,
terutama di daerah pesisir yang disebabkan oleh pengaruh Angin Monsun.
Salah
satu kawasan hutan hujan tropis di Pujungan, Malinau.
Bentang alam Kaltim pada umumnya
kasar dan bergelombang, sebagian besar tertutup oleh hutan, dan memiliki tepi pantai sepanjang
lebih dari 1.185 km. Bagian paling utara wilayah ini, di mana pada setiap bulan
Juni, matahari bersinar lebih lama beberapa menit dan setiap bulan Desember,
matahari bersinar lebih cepat.
Kalimantan
Timur memiliki obyek wisata yang beragam, baik wisata alam, agrowisata, maupun
wisata budaya. Wisata alam di daerah ini antara lain berupa keindahan laut dan
pegunungan yang terbentang luas, sungai-sungai, wisata hutan tropis yang lebat,
dengan keanekaragaman jenis flaora dan fauna liar, seperti yang terdapat di
kawasan Taman Nasional Kutai.
2.
Keanekaragaman Hayati
Kalimantan Timur memiliki kekayaan
flora dan fauna. Di Kalimantan Timur kira-kira tumbuh sekitar 1000-189.000
jenis tumbuhan, antara
lain anggrek hitam yang harga per bunganya dapat mencapai Rp, 100.000,- hingga
Rp, 500.000,-
Kalimantan
memiliki keanekaragaman jenis satwa yang tergolong tinggi. Setidaknya terdapat
222 spesies mamalia, (44 spesies endemik), 13 spesies primata yang semuanya
endemik, 10 spesies celurut, 420 spesies burung (37 spesies endemik), 166
spesies ular, lebih dari 100 spesies amfibi, 394 spesies ikan (149 spesies di
antaranya endemik).
Tipe hutan di
Kalimantan sangat beragam, diantaranya hutan bakau, hutan rawa gambut dan hutan
rawa air tawar, hutan kerangas, hutan Dipterocarpaceae dataran rendah, hutan
kayu besi (ulin), hutan pada batu kapur dan tanah ultra basa, hutan bukit
Dipterocarpaceae dan beberapa formasi hutan pegunungan. Kalimantan memiliki
lebih dari 3.000 pohon, termasuk 267 jenis Dipterocapaceae, lebih dari 2.000
jenis anggrek dan lebih dari 1.000 jenis pakis, lebih dari 146 jenis rotan, dan
pusat distribusi karnivora kantung semar (Nepenthes sp).
Kalimantan
timur yang memiliki luas daratan 19.884.117 hektar dengan wilayah laut seluas
1.021.657 hektar terletak pada posisi 113º47’16”
BT, 4º25’17” LU dan 119º01’37” BT,
2º26’31” LS, memiliki hutan lindung
seluas 2.533.015,77 ha serta hutan suaka alam dan wisata seluas 1.823.649,96
ha. Kawasan konservasi yang ada di Kaltim meliputi 2 (dua) taman nasional
(Taman Nasional Kutai dan Taman Nasional Kayan Mentarang) seluas 1.559.129,00
ha, 3 (tiga) cagar alam (CA Kersik Luway, CA Teluk Adang-Teluk Apar, CA
Sedulang-Muara Kaman) seluas 114.400,70 ha, dan 1 (satu) taman hutan raya
(Tahura Bukit Soeharto) seluas 61.850,00 ha. Dari peta tutupan lahan terlihat
bahwa beberapa kawasan hutan lindung dan kawasan konservasi telah menjadi
kawasan pemukiman (14.268 ha) dan sebagian merupakan lahan tak berhutan
(511.314 ha). Kawasan cagar alam (CA Teluk Adang, CA Teluk Apar dan TN Kutai)
sebagian besar wilayahnya telah terbuka diakibatkan oleh pembukaan untuk kepentingan
industri, tambak dan pemukiman. Sedangkan pada kawasan CA Padang Luway,
terbukanya tutupan lahan diakibatkan oleh kebakaran hutan.
Pada tahun
2008, luas lahan yang belum kritis di Kalimantan Timur tinggal 10,9 juta
hektar. Kalimantan Timur juga menunjukkan gejala peningkatan kerusakan hutan,
dimana Dinas Kehutanan Kalimantan Timur memprediksikan kehilangan hutan
rata-rata 1.017.650 hektar setiap tahunnya. Keberadaan hutan sangat memiliki
relasi kuat terhadap keselamatan keanekaragaman hayati yang ada, baik terhadap
puspa maupun satwanya. Selain kebakaran hutan dan lahan, meningkatnya pemberian
perijinan untuk pertambangan, perkebunan skala luas dan industri yang tanpa
kontrol, merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberadaan tutupan hutan.
Hingga saat
ini, status keselamatan keanekaragaman hayati (biodiversity) masih belum
menjadi bagian penting dalam pengambilan keputusan pada proses-proses
pembangunan. BEBSiC memandang penting untuk mulai memperbincangkan status
keselamatan keanekaragaman hayati di Kalimantan Timur, sehingga para pihak,
baik pemerintah, swasta, maupun warga di Kalimantan Timur dapat melakukan
refleksi dan evaluasi terhadap kebijakan dan tindakan yang diambil
3. Sumber Daya Alam
Masalah sumber daya alam di sini
terutama adalah penebangan hutan ilegal yang memusnahkan hutan hujan, selain
itu Taman Nasional Kutai yang berada di Kabupaten Kutai Timur
ini juga dirambah hutannya. Kurang dari setengah hutan hujan yang masih
tersisa, seperti Taman
Nasional Kayan Mentarang di bagian utara provinsi ini. Pemerintah lokal masih
berusaha untuk menghentikan kebiasaan yang merusak ini.
Potensi sumber
daya alam di kabupaten perbatasan cukup besar yang dapat dimanfaatkan sebagai
modal dasar pembangunan wilayah perbatasan meliputi sumberdaya hutan, sumberdaya
mineral dan energi, objek wisata, perikanan.
Ø Sumberdaya Hutan
Berdasarkan
padu serasi tahun 1999, luas kawasan hutan di kawasan perbatasan adalah
8.763.726 ha, yang terdiri dari (KBNK) seluas 1.707.180 ha, KBK seluas
4.133.194 ha, Kawasan lindung seluas 2.917.860 ha. Bila dibandingkan dengan
luas hutan di Kalimantan Timur seluas 20.039.500 ha, maka 43,73 % luas hutan
berada pada wilyah perbatasan. Selain itu, terdapat pula kekayanan flora dan
fauna serta hasil hutan ikutan lainnya yang juga mempunyai nilai ekonomis yang
tinggi, seperti damar, gaharu, sarang burung, rotan dan lain-lain.
Di Wilayah
perbatasan Kalimantan Timur terdapat kawasan khusus yaitu kawasan lindung Taman
Nasional Kayan Mentarang yang melintasi wilayah Kabupaten Nunukan dan Malinau
dengan memiliki luas wilayah lebih kurang 1,35 juta ha dan terletak dalam
wilayah Kecamatan Kayan Hilir, Pujungan, Krayan, Mentarang dan Lumbis. Taman
nasional ini berbentuk panjang dan menyempit, dan mengikuti batas internasional
dengan Negara bagian Sabah dan Sarawak, Malaysia. Taman Nasional Kayan
Mentarang merupakan kawasan konservasi terbesar di Pulau Kalimantan dan
termasuk salah satu yang terbesar di wilayah Asia Pasifik.
Ø Sumber Daya Mineral dan Energi
Potensi
tersebut sebagaian bersifat indikatif dan sebagian lagi sudah terdeteksi.
Potensi sumber daya mineral tersebut meliputi emas, besi, timah hitam dan seng,
batu gamping, gypsum, batu pasir, batu bara, andesit/dioret, koral,
batu garam, pasir kuarsa, kaolin, bond clay, antimoit, perak, intan,
kristal kuarsa, lempung, batuan beku, granit, batu apung, kerakal, selisified
wood. Potensi yang sudah terdetiksi antara lain; emas sebanyak 176 ton di Kutai
Barat, batu gamping 654 ribu ton di Malinau, 25 ribu ton di Nunukan, 12,32 juta
ton di Kutai Barat, batu bara sebanyak 13,46 juta ton di Kutai Barat, sirtu
sebanyak 2,50 juta ton Nunukan, 6,01 juta ton di Kutai Barat, pasir kuarsa
sebanyak 1 milyar ton di Nunukan.
Ø Potensi Wisata
Di kawasan
perbatasan banyak terdapat beberapa potensi wisata yang belum dikembangkan dan
dapat dijadikan salah satu sumber dana bagi daerah. Potensi wisata di kawasan
perbatasan ini antara lain berupa wisata alam (ecotourism) yaitu
berupa wisata hutan, sungai, jeram dan wisata bahari yang dipadukan dengan
wisata budaya yang berupa kekayaan nilai-nilai tradisional yang masih melekat
secara kuat dalam kehidupan sehari-hari.
E. Politik Kalimantan Timur
Saat ini Gubernur dijabat oleh Awang Faroek Ishak. Ia mencalonkan diri sebagai
menjadi Gubernur Kalimantan Timur pada tahun 2008 dan akhirnya terpilih pada putaran
kedua dan dilantik pada 17 Desember 2008.
v
Pembantu Gubernur
Selanjutnya sebagai perpanjangan
tangan dari Gubernur Kepala Dearah Provinsi Kalimantan Timur dalam mengelola
Administrasi Pemerintahan dan Pembangunan di daerah ini, dibentuk 2 (dua)
Pembantu Gubernur yang bertugas Mengkoordinir Wilayah Utara dan Wilayah
Selatan, yaitu:
- Pembantu Gubernur Wilayah Utara, berkedudukan di Kota Tarakan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Wilayah Kabupaten Berau, Bulungan dan Kota Administratif Tarakan.
- Pembantu Gubernur Wilayah Selatan, berkedudukan di Kota Balikpapan yang dalam hal ini merupakan perpanjangan tangan gubernur untuk Kotamadya Balikpapan, Kabupaten Kutai, Kabupaten Paser dan Kota Administratif Bontang.
Kemudian institusi dua Pembantu
Gubernur Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara tersebut telah ditiadakan
sejak tahun 1999. Kebijakan penghapusan institusi ini semata-mata untuk
memenuhi ketentuan Undang-undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.
v
Pembagian administratif
Setelah pembentukan provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur kini terbagi
menjadi 6 kabupaten dan 3 kota, antara lain:
Pembagian administratif Kaltim.
No.
|
Kabupaten/Kota
|
Ibu kota
|
1
|
||
2
|
||
3
|
||
4
|
||
5
|
||
6
|
||
7
|
||
8
|
||
9
|
F. Ekonomi Kalimantan Timur
Sebagai
produsen utama minyak, gas alam, batu
bara dan kayu, Kalimantan Timur saat ini merupakan
provinsi yang industrinya paling maju di Indonesia. Minyak, gas alam, batu bara, dan kayu membawa kesejahteraan
bagi provinsi ini. Sektor lain
yang sedang berkembang adalah agrikultur, pariwisata, dan industry pengolahan.
Para
pelancong yang telah banyak pergi ke berbagai tempat masih dapat menemukan
petualangan di sini untuk menyambangi berbagai tempat yang mengagumkan. Apabila
Anda menginginkan kenyamanan maka disinilah Anda akan betah karena daerah
ini sudah berkembang secara modern.
Provinsi
Kalimantan Timur merupakan salah satu dari empat provinsi di Kalimantan.
Provinsi ini berbatasan langsung dengan negara Malaysia, yaitu Negara Bagian
Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.
Beberapa daerah seperti Balikpapan dan Bontang mulai mengembangkan kawasan
industri berbagai bidang demi mempercepat pertumbuhan perekonomian. Sementara
kabupaten-kabupaten di Kaltim kini mulai membuka wilayahnya untuk dibuat
perkebunan seperti kelapa sawit dan lain-lain.
Kalimantan Timur memiliki beberapa
tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan Derawan di Berau, Taman
Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong dan lain-lain.
Tapi ada kendala dalam menuju
tempat-tempat di atas, yaitu transportasi. Banyak bagian di provinsi ini masih
tidak memiliki jalan aspal, jadi banyak orang berpergian dengan perahu dan
pesawat terbang dan tak heran jika di Kalimantan Timur memiliki banyak bandara
perintis.
Selain itu, akan ada rencana pembuatan Highway
Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangata demi memperlancar perekonomian.
G. Suku Bangsa
Kalimantan Timur memiliki beberapa
macam suku bangsa, selama ini yang dikenal oleh masyarakat luas, padahal selain
dayak ada 1 suku yang juga memegang
peranan penting di Kaltim yaitu suku Kutai. Suku Kutai merupakan suku melayu
asli Kalimantan Timur, yang awalnya mendiami wilayah pesisir Kalimantan Timur.
Lalu dalam perkembangannya berdiri dua kerajaan Kutai, kerajaan Kutai
Martadipura
yang berdiri lebih dulu dengan rajanya Mulawarman, lalu berdiri pula belakangan kerajaan Kutai
Kartanegara
yang kemudian menaklukan Kerajaan Kutai Martadipura, dan lalu berubah nama
menjadi kerajaan
Kutai Kartanegara Ing Martadipura.
Di Kalimantan Timur terdapat juga
banyak suku suku pendatang dari luar, seperti Banjar, Bugis, Jawa dan Makassar.
Bahasa Banjar,Jawa dan Bahasa Bugis adalah dua dari banyak bahasa daerah yang
digunakan oleh masyarakat Kalimantan Timur. Suku Banjar dan Bugis banyak
mendiami Kalimantan, Samarinda, Sangatta dan Bontang. Sedangkan suku Jawa
banyak mendiami Samarinda dan Balikpapan.
Ø
Masyarakat dan Budaya
Penduduk asli
Kalimantan Timur terdiri atas tiga suku besar: Dayak, Kutai, dan Banjar. Selain
itu ada juga suku pendatang dari luar, seperti Bugis, Jawa, dan Makassar.
Bahasa Jawa dan Bahasa Bugis adalah dua dari banyak bahasa daerah yang
digunakan masyarakat Kalimantan Timur. Suku Bugis banyak mendiami Kalimantan,
Samarinda, Sangatta dan Bontang. Sedangkan suku Jawa banyak mendiami Samarinda
dan Balikpapan.
Suku Dayak atau
Orang Gunung, meraka ingin dikenal dengan nama suku seperti Iban, Funan dan
Banuaq. Suku-suku ini tinggal di rumah panjang dalam keluarga besar yang
disebut Lamin atau Limaq Daru.Bahasa daerah di Kalimantan Timur merupakan
bahasa Austronesia dari rumpun Malayo-Polynesia. Di antaranya adalah Bahasa
Tidung, Bahasa Banjar, Bahasa Berau, Bahasa Kutai, serta Bahasa Lundayeh.
Komentar kami tentang provinsi
Kalimantan Timur
Hal kami komentari adalah Kalimantan
Timur memiliki beberapa tujuan pariwisata yang menarik seperti kepulauan Derawan di Berau, Taman
Nasional Kayan Mentarang dan Pantai Batu Lamampu di Nunukan, peternakan buaya di Balikpapan, peternakan rusa di Penajam, Kampung Dayak Pampang di Samarinda, Pantai Amal di Kota Tarakan, Pulau Kumala di Tenggarong dan lain-lain.
Akan tetapi, ada banyak kendala yang
dihadapi untuk menuju
ke tempat-tempat yang di atas, salah
satunya yaitu
transportasi. Banyak bagian di provinsi ini masih tidak memiliki jalan aspal,
jadi banyak orang berpergian dengan perahu dan pesawat terbang dan tak heran
jika di Kalimantan Timur memiliki banyak bandara
perintis.
Jadi, saran kami, pemerintah seharusnya
memperhatikan keadaan-keadaan wilayah Kalimantan Timur, khususnya daerah yang
menuju ke tempat-tempat wisata, seperti memperbaiki jalan yang belum diaspal
menjadi diaspal, dan kami juga mendapat berita kalau akan ada rencana pembuatan
Highway Balikpapan-Samarinda-Bontang-Sangata.
Jadi, kami juga menyarankan agar
rencana pembuatan Highway itu harus
cepat-cepat dilaksanakan agar perekonomian Kaltim tidak berkurang karena wilayah-wilayah pariwisata
tersebut merupakan salah satu faktor yang bisa membantu perekonomian Kalimantan
Timur.